Sabtu, 07 Januari 2012

DISLEKSIA

1.      Pengertian Disleksia
Perkataan Disleksia berasal dari bahasa Yunani: dys (“buruk”) dan lexicon (“dalam kata-kata”). Disleksia mungkin merupakan hal yang paling umum dari gangguan belajar (learning disolder) disebut juga ketidak mampuan belajar (Syarwitz, 1998).
Penelitian yang dilakukan secara cermat menemukan jumlah yang setara dari gangguan ini baik pada lak-laki maupun perempuan (APA, 2000: Shaywitz, 1998).

2.      Tipe-tipe Gangguan  Belajar
·         Gangguan Matematik, yaitu menggambarkan anak-anak dengan kekurangan kemampuan matematik. Mereka dapat memiliki masalah memahami istilah-istilah matematika dasar atau operasi, seperti pejumlahan atau pengurangan, serta symbol-simbol matematika (+,=, dll).
·         Gangguan menulis, mengacu pada anak-anak dengan keterbatasan kemampuan menulis. Keterbatasan dapat muncul dalam bentuk kesalahan mengeja, tata bahasa, tanda baca.
·         Gangguan membaca-disleksia, mengacu pada anak-anak yang memiliki perkembangan keterampilan yang buruk dalam mengenali kata-kata dan memahami bacaan. Disleksia diperkirakan mempengaruhi 4% dari anak-anak usia sekolah (APA, 2000).
3.      Ciri-ciri Anak Disleksia
Gangguan disleksia biasanya baru terdeteksi setelah anak memasuki dunia sekolah untuk beberapa waktu. Adapun cirri-ciri dari disleksia antaralain:
·         Tidak dapat mengucapkan irama kata-kata secara benar dan proporsional.
·         Kesulitan dalam mengurutkan huruf-huruf dalam kata.
·         Sulit menyauarakan fonem (satuan bunyi) dan memadukannya menjadi sebuah kata.
·         Sulit mengeja secara benar.
·         Membaca satu kata dengan benar di satu halaman, namun keliru di halaman lainnya.
·         Menulis huruf dan angka dengan hasil yang kurang baik.
·         Dan lain-lain.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, cirri-ciri anak disleksia yaitu, belum dapat mengucapkan kata secara benar dan proporsional, anak kurang baik dalam menulis baik huruf maupun angka, dan masih banyak lagi cirri-ciri lainnya.

4.      Faktor-faktor Penyebab Disleksia
Meski belum ada yang dapat memastikan penyebab dari disleksia, namun beberapa penelitian menyimpulkan adanya beberapa factor penyebab disleksia, yaitu:

·         Faktor Keturunan
Penelitian Jhon Bradford (1999) di Amerika menemukan indikasi, bahwa 80% dari seluruh subjek yang diteliti oleh lembaganya, mempunya sejarah atau latar belakang anggota keluarga yang kidal. Tetapi orang tua yang disleksia tidak secara otomatis menurunkan gangguan ini kepada anak-anaknya, atau anak kidal pasti disleksia.
·         Faktor Pendengaran
Jika kesulitan pendengaran terjadi sejak dini dan tidak terdeteksi, maka otak yang sedang berkembang akan kesulitan menghubungkan bunyi atau suara yang didengarnya dengan huruf atau kata yang dilihatnya.
·         Faktor Kombinasi
Faktor kombinasi menyebabkan kondisi anak dengan gangguan disleksia menjadi kian serius atau parah, sehingga perlu penanganan menyeluruh dan kontinyu.
·         Faktor Kelainan Neurologis
Menurut Jacinta F. Rini, M.Psi, gangguan berupa kesulitan membaca pada dasarnya disebabkan kelainan neurologis. Gejalanya seperti, kemampuan membaca si anak berada di bawah kemampuan yang semestinya dengan mempertimbangkan tingkat intelegensi, usia dan pendidikannya. Hal ini disebabkan karena gangguan ini lebih mengarah pada bagaimana otak mengolah dan memproses informasi yang sedang dibaca anak tersebut.
Berdasarkan penjelasana dari beberapa penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor seseorang dapat mengalami disleksia, seperti faktor ketutunan, faktor pendengaran sejak lahir, faktor kombinasi, dan faktor kelainan neurologis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar